Faktor Penentu Dan Yang Mempengaruhi Moralitas

Moral- merupakan sebuah alat penuntun sekaligus pedoman untuk mengerahkan kehidupan manusia dengan memiliki sikap-sikap yang jujur dan bertanggung jawab. Moral juga akan mengejarkan manusia untuk bertindak dengan ketulusan hati dan budipekerti. Namun sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai faktor penentu dan yang mempengaruhi moralitas, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan dibawah ini.

Faktor Penentu Dan Yang Mempengaruhi Moralitas
Moralitas

Faktor Penentu Dan Mempengaruhi Moralitas

1. Faktor-Faktor Penentu Moralitas

Sumaryono dalam Abdulkadir Muhammad (1995), mengemukakan tiga faktor penentu moralitas perbuatan manusia yaitu:
  • Motivasi
  • Tujuan akhir
  • Lingkungan perbuatan
Perbuatan manusia dikatakan baik apabila motivasi, tujuan akhir, dan lingkungannya juga baik. Apabila salah satu faktor penentu tersebut tidak baik, maka keseluruhanperbuatan manusia menjadi tidak baik.

Motivasi adalah hal yang diinginkan oleh pelaku perbuatan dengan maksud untuk mencapai sasaran yang hendak dituju. Jadi, motivasi itu dikehendaki secara sadar, sehingga menentukan kadar moralitas perbuatan.

Tujuan akhir (sasaran ) adalah diwujudkannya perbuatan yang dikehendaki secara bebas. Moralitas perbuatannya ada dalam kehendak. Perbuatan itu menjadi objek perhatian kehendak, artinya memang dikehendaki oleh pelakunya.

Pada prinsipnya manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa memiliki sikap yang baik, namun dalam perjalanan hidupnya akan mengalami suatu proses terkadang diatas dan dibawah, sehingga manusia itu akan terjerumus ke dalam perbuatan tidak sesuai dengan perintah Tuhan. 

Dengan demikian, manusia yang masih memiliki akhlak yang baik, dapat dikatakan masih memiliki moral yang baik. Dalam tataran terminologi agama dan filsafat, orang yang memiliki moral yang baik, sering diartikan dengan kalimat masih memiliki "moralitas" yang baik. 

2. Moralitas Menurut Liliana Tedjosaputro

Liliana Tedjosaputro membagi moralitas ke dalam dua bagian, yakni 
  • Moralitas dapat bersifat intrinsik, berasal dari diri manusia itu sendiri sehingga perbuatan manusia, itu baik atau buruk terlepas atau tidak dipengaruhi oleh peraturan hukum yang ada. Moralitas intrinsik ini sesungguhnya terdapat dalam perbuatan diri manusia itu sendiri.
  • Moralitas yang bersifat ekstrinsik penilaiannya didasarkan pada peraturan hukum yang berlaku, baik yang bersifat perintah ataupun larangan. 

3. Moralitas Menurut Immanuel Kant

Moralitas yang bersifat ekstrinsik ini merupakan realitas bahwa manusia itu terikat pada nilai-nilai atau norma-norma yang diberlakukan dalam kehidupan bersama, namun pada sisi lain, Immanuel Kant sebagaimana yang diterjemahkan oleh Lili Tjahjadi, membedakan moralitas menjadi:
  • Moralitas heteronom, sikap di mana kewajiban ditaati dan dilaksanakan bukan karena kewajiban itu sendiri, melainkan karena sesuatu yang berasal dari luar kehendak si pelaku sendiri, misalnya karena mau mencapai tujuan yang diinginkan ataupun karena perasaan takut pada penguasa yang memberi tugas kewajiban itu.
  • Moralitas otonom, kesadaran manusia akan kewajiban yang ditaatinya sebagai suatu yang dikehendakinya sendiri karena diyakini sebagai hal yang baik.

    Di dalam moralitas otonom, orang mengikuti dan menerima hukum bukan lantaran mau mencapai tujuan yang diinginkannya ataupun lantaran takut pada penguasa, melainkan karena itu dijadikan kewajiban sendiri berkat nilainya yang baik.


Nah itu dia bahasan dari faktor penentu dan yang mempengaruhi moralitas, dari penjelasan diatas bisa diketahui mengenai penjelasan mengenai penjelasan faktor-faktor penentu moralitas, moralitas menurut beberapa pakar. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel